
Invalid Date
Dilihat 65 kali

JIKUMERASA – Empat desa pesisir—Wamlana, Namsina, Waprea, dan Jikumerasa—bersama perwakilan mitra pembangunan, berkumpul dalam sebuah Focus Group Discussion (FGD) strategis. Acara bertajuk "Percepatan Oceans For Prosperity Project (LAUTRA)" ini diselenggarakan di Aula Kantor Kepala Desa Jikumerasa pada Sabtu, 25 Oktober 2025.
FGD ini difasilitasi oleh tim riset dari IKCOMM (Ira Koesno Communication) bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung, dalam rangka melakukan Survei Riset Pemetaan Awereness Stakeholder, Persepsi, dan Ekspektasi Publik terhadap program LAUTRA.
Musyawarah ini awalnya melibatkan empat desa: Wamlana, Namsina, Waprea, dan Namlea. Namun, karena perwakilan dari Desa Namlea berhalangan hadir, panitia penyelenggara berinisiatif menggantikannya dengan Desa Jikumerasa sebagai tuan rumah sekaligus peserta diskusi.
Secara total, acara ini dihadiri oleh 13 orang peserta yang merupakan perwakilan dari desa-desa, mitra, dan fasilitator riset.
Selain perwakilan dari empat desa yang hadir, kegiatan ini juga turut mengundang mitra penting dari organisasi konservasi. Hadir mewakili WWF Indonesia adalah Bapak Noval, yang turut memberikan pandangan dari sisi keberlanjutan lingkungan dan kelautan.
Acara diawali dengan sambutan dari tuan rumah, Kepala Desa Jikumerasa, yang sekaligus secara resmi membuka kegiatan FGD.
FGD dimulai tepat pukul 10.00 WIT dan berlangsung sangat interaktif, di mana setiap perwakilan desa dan pemangku kepentingan diminta untuk berbicara dan menyampaikan pandangan serta harapan mereka terkait percepatan implementasi program LAUTRA. Beberapa isu yang menjadi fokus diskusi meliputi:
Peningkatan Kesadaran Stakeholder (Awareness): Mengukur sejauh mana pemangku kepentingan memahami tujuan dan manfaat Proyek LAUTRA.
Persepsi Publik: Mendiskusikan pandangan masyarakat desa terhadap inisiatif kelautan ini.
Ekspektasi Hasil Program: Merumuskan harapan konkret desa terhadap dampak ekonomi dan lingkungan yang dihasilkan Proyek LAUTRA.
Tantangan Implementasi: Mengidentifikasi hambatan di lapangan yang memerlukan dukungan dan solusi dari mitra riset dan WWF.
Diskusi juga menyoroti relevansi Proyek LAUTRA yang erat kaitannya dengan program Kesejahteraan Nelayan dan Masyarakat Pesisir (KNMP) yang sedang digalakkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Terkait hal ini, Desa Wamlana mengonfirmasi bahwa mereka telah mengambil langkah maju dengan mengajukan proposal program tersebut secara langsung kepada Kementerian KKP, menunjukkan kesiapan desa dalam mengadopsi program perikanan berkelanjutan.
Acara FGD ini berakhir pada pukul 12.30 WIT dengan menghasilkan sejumlah data pemetaan yang krusial.
Partisipasi perwakilan Desa Wamlana dalam FGD ini sangat krusial sebagai masukan langsung dari wilayah pesisir. Hasil riset dan pemetaan ini diharapkan menjadi landasan strategis bagi perencanaan Proyek LAUTRA di tahun-tahun mendatang, memastikan program tersebut benar-benar relevan dan mampu meningkatkan kesejahteraan nelayan dan masyarakat pesisir di Wamlana, Namsina, Waprea, dan Jikumerasa.
Bagikan:

Desa Wamlana
Kecamatan Fena Leisela
Kabupaten Buru
Provinsi Maluku
© 2025 Powered by PT Digital Desa Indonesia
Pengaduan
0
Kunjungan
Hari Ini